Assalamu' alaikum pembaca setia semua! (emang ada ki?)
Udah lama buanget ya, Azkia gak ngepos lagi di sini. Udah debuan, banyak sarang laba-laba, hiiy. Maklum masa muda masa yang berapi-api. Eh. Maksudnya, SMA lagi sibuk-sibuknya nih hiks hiks. (iyatah ki? sok sibuk deh)
Langsung aja nih, buat ngobatin rasa kangen Azkia blogging lagi. Dan biar nyegerin mata nih, buat kalian yang lagi nyari bacaan bermanfaat. Azkia mau ngeshare sedikit renungan (sebenenernya file lama sih, hehe) buat kita para remaja. Kita ini loh, mutiara umat. Harapan umat di masa depan. Plus di sini Azkia mau curhat juga nih, berbagi pengalaman jadi santriwati. Yaaa kerennya sih, anak boarding school gitu! Nah Seperti apa sih harusnya, seorang mutiara umat itu? Sooo check this out!
Remaja adalah aset bangsa, karena dialah
yang akan memegang tonggak kekuasaan di masa depan. Tentu, semua orang akan
menaruh harapan yang besar pada remaja demi terwujudnya masa depan yang
gemilang. Seperti dikutip dari perkataan Ir. Soekarno “Beri aku 1000 orang tua,
niscaya kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangan
dunia”.
Namun pada faktanya remaja hari ini
sungguh jauh dari yang diharapkan. Seiring berkembangnya zaman, justru remaja
saat ini terlena dengan gemerlap dan kesenangan dunia. Bahkan kita sering kali
bergidik ngeri melihat berita tentang kenakalan dan kriminalitas remaja.
Tawuran pelajar, minuman keras, merokok, seks bebas, narkoba, dan berbagai
aktivitas memilukan lainnya seringkali menjadi masalah remaja di negeri
Indonesia ini. Bahkan menurut data dari Polda Metro Jaya pada tahun 2012, kasus kenakalan remaja mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu sebesar 36,66 persen. Naudzubillahimindzaalik. Bisa-bisa tahun ini makin meningkat. Ngeri banget ya?
Banyaknya kasus
kenakalan remaja menyebabkan tak sedikit orang tua yang turun tangan. Turun tangan disini bukan berarti benar-benar
tidak ingin mengurusi anaknya, karena semua pilihan juga mengandung resiko.
Para orang tua hanya ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Melihat fakta di sekeliling kita, menyekolahkan anak di sekolah
umum adalah salah satu faktor kenakalan remaja. Pergaulan yang seadanya, tanpa
dibekali akidah yang kuat dan ilmu agama yang kurang. Memasukkan anak ke
pesantren adalah salah satu cara untuk memperbaiki kepribadian anak.
Sekarang ini sudah
banyak sekolah yang disertai pesantren berbasis modern. Sekolah yang berbasis pesantren atau Islamic Boarding School tidak hanya bisa memberi ilmu dunia, tetapi
juga ilmu agama. Tidak hanya akademik, tapi juga non-akademik. Karena nilai plus inilah, banyak orang tua yang
memasukkan anaknya ke dalam pesantren. Bahkan orang tua yang pekerjaannya
mencuri sangat ingin mempunyai anak yang bersekolah di pesantren dan pandai di
bidang agama, karena percaya doa anak yang sholeh bagi orang tuanya akan selalu
tersampaikan meskipun sang orang tua sudah tidak ada lagi di dunia. Ditambah
lagi jika seorang anak hafal Al-Qur’an akan menjadi syafa’at bagi orang tuanya
di hari kiamat nanti.
Nah, contohnya ibu dan ayah Azkia yang akhirnya memilih Insantama Islamic Boarding School sebagai tempat menimba ilmu. Eits, jangan salah walaupun labelnya boarding school dan Azkia yang seorang anak tunggal dan manja bisa betah loh! Percaya gak? Percaya dong, hehehehe. Di sini kita jadi "terpaksa", ya lebih tepatnya "dipaksa" untuk menghabiskan masa remaja kita untuk hal-hal yang bermanfaat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Makanya, lingkungan pesantren atau boarding school inilah yang mendukung kita para remaja untuk mensyukuri nikmat waktu luang. Ingat, bersyukur itu gak hanya di lidah loh, tapi juga harus direalisasikan dengan perbuatan. Malah, selain dapat ilmu nyatri, di Insantama Azkia dapet latihan kepemimpinan juga. Bahkan sampai ke Eropa! Wiiih keren ya?
Ada fotonya juga loh (sombong dikit heheh)
Penyerahan Chief of The Day sebelum menuju KBRI Belanda
Di depan penginapan Stay Okay, Amsterdam.
Cerita dan info lengkapnya langsung cek aja deh, di www.lkma2016.com
Nah udah betah nyantri, adalagi nih yang kudu diperhatiin. Yaitu, gimana sih ki biar tetap istiqomah? Kan udah dibiasain tuh di boarding, hafalan Qur'an, sholat berjamaah, puasa sunnah, dll. Biar pas balik ke rumah, (aseli menurut pengalaman pribadi loh, hehe) kok jadi males dan susaaaaah buanget ya biar konsisten ngelakuin rutinitas kaya di boarding. Ini dia tipsnya!
1. Mengikhlaskan niat saat melakukan amalan-amalan ketaatan
Allah berfirman (yang artinya):
Allah berfirman (yang artinya):
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan seorangpun dalam melakukan ibadah kepada-Nya”. (Al-Kahfi: 110)
2. Berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan
Jangan salah, do’a adalah senjata seorang muslim yang paling ampuh. Oleh karena itu hendaklah seorang muslim banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan.Dai antara do’a yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :
Rasulullah SAW yang dijamin Allah masuk surga aja, masih berdoa meminta perlindungan Allah, apalagi kita yang iman nya sangat sangat tipis dan labil. Ya gak sih?
3. Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang akan diraih bagi orang yang istiqamah
Jangan salah, do’a adalah senjata seorang muslim yang paling ampuh. Oleh karena itu hendaklah seorang muslim banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan.Dai antara do’a yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)
3. Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang akan diraih bagi orang yang istiqamah
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)
4. Memilih teman yang baik
4. Memilih teman yang baik
“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)
Yap! Itu dia sekilas renungan yang bisa Azkia share nih. Semoga bermanfaat buat pembaca semua! Salah kata atau penulisan, mohon dimaafkan yaaa.
with ❤️
@azkinaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar